Minggu, 20 Maret 2016
Komunikasi Sosial dan Pembangunan
Komunikasi
Sosial dan Pembangunan
“Profil
Komunikator dan Prasyarat Seorang Komunikator”
Disusun
untuk memenuhi tugas mata kuliah komunikasi sosial dan pembangunan
Dosen
: Drs. Rochanie, M. Pd.,
Disusun Oleh Kelompok 7:
Dewi Yulia Nugraha (2221131353)
Didi Juhdi Sutisna (2221130716)
Rini Purnamasari (2221130837)
Vina Audina (222113)
Wulan Rahmawati (2221131832)
Dewi Yulia Nugraha (2221131353)
Didi Juhdi Sutisna (2221130716)
Rini Purnamasari (2221130837)
Vina Audina (222113)
Wulan Rahmawati (2221131832)
PROGRAM STUDI
PENDIDIKAN LUAR SEKOLAH
FAKULTAS
KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS
SULTAN AGENG TIRTAYASA
SERANG
2015
KATA
PENGANTAR
Segala
puji bagi Allah SWT yang telah memberikan nikmat serta hidayah-Nya terutama
nikmat kesempatan dan kesehatan sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah dengan
judul “Profil Komunikator dan Prasyarat Komunikator”. Kemudian shalawat beserta
salam kita sampaikan kepada Nabi besar kita Muhammad SAW yang telah memberikan
pedoman hidup yakni al-qur’an dan sunnah untuk keselamatan umat di dunia.
Makalah
ini merupakan salah satu tugas mata kuliah Komunikasi Sosial dan Pembangunan.
Makalah ini dibuat dalam rangka untuk memberikan pengetahuan dan wawasan
tentang komunikator dan syarat – sayarat seorang komunikator.
Selanjutnya
penulis mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada Bapak Drs.
Rochanie, M.Pd selaku dosen pembimbing mata kuliah Komunikasi Sosial dan
Pembangunan dan kepada segenap pihak yang telah memberikan bimbingan serta
arahan selama penulisan makalah ini.
Akhirnya
penulis menyadari bahwa banyak terdapat kekurangan-kekurangan dalam penulisan makalah
ini, maka dari itu penulis mengharapkan kritik dan saran yang konstruktif dari
para pembaca demi kesempurnaan makalah ini.
Serang, 02 November 2015
Penyusun
DAFTAR
ISI
Kata
Pengantar...................................................................................................................... ii
Daftar
Isi................................................................................................................................ iii
PEMBAHASAN................................................................................................................... 1
A.
Pengertian Dan Karakteristik
Komunikator................................................................... 1
B.
Syarat-Syarat Komunikator............................................................................................ 3
C.
Tugas Komunikator........................................................................................................ 5
D.
Kualitas Komunikator Efektif........................................................................................ 7
Kesimpulan............................................................................................................................ 9
Daftar
Pustaka....................................................................................................................... 10
PEMBAHASAN
PROFIL KOMUNIKATOR DAN PRASYARAT
SEORANG KOMUNIKATOR
A. Pengertian
dan Karakteristik Komunikator
Pada dasarnya komunikasi
adalah proses yang memungkinkan seseorang (komunikator) menyampaikan rangsangan
(biasanya lambang-lambang verbal) untuk mengubah perilaku orang lain (komunikan).
(Carl I. Hovland, 200, hal 68).
Pada definisi komunikasi di atas, disebutkan bahwa ‘komunikator’ adalah orang yang
menyampaikan rangsangan. Harrold Lasswell
mengatakan: komunikator atau sering disebut juga sumber (source), pengirim (sender), penyandi (encoder), pembicara
(speaker), atau originator. Komunikator adalah
pihak yang mengirim pesan kepada khalayak. Sumber boleh jadi seorang individu, kelompok, organisasi,
perusahaan atau bahkan suatu negara. Sekalipun fungsinya sama yaitu sebagai
pengirim pesan, sebetulnya masing-masing istilah itu memiliki ciri khas
tersendiri, terutama tentang sumber.
Dalam
khazanah ilmu komunikasi, komunikator (communicator) bisa juga bertukar peran
sebagai komunikan atau penerima pesan sehingga komunikator yang baik juga harus
berusaha menjadi komunikan yang baik. Seorang sumber bisa menjadi
komunikator/pembicara. Sebaliknya komunikator/pembicara tidak selalu sebagai
sumber. Bisa jadi ia menjadi pelaksana (eksekutor) dari seorang sumber untuk
menyampaikan pesan kepada khalayak. Pengirim adalah orang yg menyuruh untuk
menyampaikan. Komunikator dibagi dalam dua tipe utama:
1.
Komunikator
dengan Cintra Diri Sendiri (The Communicator’s Self Image)
Komunikator tipe ini lebih mengutamakan kepentingan dirinya sendiri. Proses
pengiriman pesan didasarkan atas keinginan sang komunikator. Mereka mengukur
kesuksesan komunikasi dari segi kesuksesan mencapai target sasaran secara
kuantitatif.
Contoh :
Dalam sebuah seminar sekelompok
panitia merasa berhasil dan bangga ketika seminar itu dihadiri oleh banyak
audience, tapi mereka tidak memperdulikan apakah audience memahami apa yang
disampaikan komunikator atau apakah ada feedback atau respon dari
audience.
2.
Komunikator
Dengan Citra Khalayak (The communicators image of the audience)
Komunikator
dengan citra atau kepentingan khalayak adalah komunikator yang mencoba memahami
kebutuhan audiens. Mereka sedapat mungkin memperoleh empati dengan hal-hal yang
diinginkan oleh khalayak.
Komunikator tipe ini terbagi atas:
a.
Paternalisme
(paternalism). Hubungan antara komuikator dengan audiens seperti
hubungan ayah dan anak. Komunikator menganggap fungsi mereka adalah untuk
mendidik dan menginformasikan audiens, semenatara kebutuhan subjektif,
kepentingan dan kesukaan diri mereka tidak terlalu menjadi perhatian.
Contoh:
Iklan
layanan masyarakat, misalkan wajib belajar 9 tahun, program KB dll
b.
Spesialisasi
(specialization) ini merupakan proses yang menjadikan komunikator
sebagai bagian dari khalayak yang kepentingan dan kebutuhannya diketahui.
c.
Profesionalisasi
(profesionalization). Efek ini menyebabkan komunikator berpikir bahwa
mereka kompeten untuk memutuskan isi media dan mengetahui lebih baik apa yang
seharusnya dilakukan untuk khalayak.
Contoh:
Editor,
Redaktur pelaksana sebuah majalah/Koran, Dosen dll
d.
Ritualisme
(ritualism). Komunikator tidak melakukan apa pun yang melebihi
usaha mereka menciptakan keadaan menyenangkan audiens. Mereka menjadikan
kumunikasi sebagai alat untuk membangun atau memperkuat kebersamaan diantara
target khalayak.
Contoh:
Informasi
Pelaksanaan kerja bakti diLingkungan, ceramah dalam mimbar-mimbar keagamaan.
B. Syarat-Syarat
Komunikator
Diperlukan
persyaratan tertentu untuk para komunikator dalam sebuah program komunikasi,
baik dalam segi sosok kepribadian maupun dalam kinerja kerja. Dari segi
kepribadian, agar pesan yang disampaikan bisa diterima oleh khalayak maka
seseorang komunikator mempunyai hal berikut :
1.
Kepandaian
Komunikator
yang menguasai teknik bicara & menulis surat memilih simbol/lambang yang
tepat. Cukup membangkitkan minat pendengar, pembaca & dapat memberikan
keterangan-keterangan secara sistematis serta mudah ditangkap.
2.
Sikap
komunikator
Sikap
sombong, angkuh menyebabkan pendengar muak dan menolak uraian dari komunikator.
Sikap ragu-ragu menyebabkan pendengar kurang percaya terhadap uraian
komunikator. Tetapi sikap tegas akan menyebabkan pendengar percaya dan sikap
ini harus bersumber pada hubungan kemanusiaan (human relation). Makin baik
hubungan kemanusiaannya makin lancarlah komunikasi.
3.
Pengetahuan
Komunikator
Komunikator
yang kaya akan pengetahuan dan menguasai secara mendalam apa yang akan
disampaikan akan lebih mudah menyampaikan uraian-uraian yang mudah menemukan
contoh-contoh, sehingga komunikasinya makin lancar.
4.
Sistem
sosial
Dalam hal ini ada dua macam sistem
sosial, yaitu :
a.
Sistem sosial yang bersifat formal (organisasi)
b.
Sistem sosial nonformal (susunan masyarakat biasa)
5.
Keadaan
lahiriah komunikator
Terutama dalam komunikasi lisan,
suara yang mantap, ucapan yang jelas, lagak lagu yang baik, serta gerakan
tangan yang sehat dapat mendukung pembicaraan.
6.
Memiliki
kedekatan dengan khalayak.
Jarak
seseorang dengan sumber memengaruhi perhatiannya pada pesan tertentu. Semakin
dekat jarak semakin besar pula peluang untuk terpapar pesan itu. Hal ini
terjadi dalam arti jarak secara fisik ataupun secara sosial.
7.
Kesamaan
(similirity).
Merupakan
faktor penting lainnya yang mempengaruhi penerimaan pesan oleh khalayak.
Kesamaan ini antara lain meliputi gender, pendidikan, umur, agama, latar
belakang sosial, ras, hobi, dan kemampuan bahasa. Kesamaan juga bisa meliputi
maslah sikap dan orientasi terhadap berbagai aspek seperti buku, musik,
pakaian, pekerjaan, keluarga, dan sebagainya. Preferensi khalayak terhadap
seorang komunikator berdasarkan kesamaan budaya, agama, ras, pekerjaan, dan
pendidikan berpengaruh terhadap proses seleksi, interpretasi, dan pengingatan
pesan sepanjang hidupnya.
8.
Dikenal
kredibilitasnya dan otoritasnya.
Khalayak
cenderung memperhatikan dan mengingat pesan dari sumber yang mereka percaya
sebagai orang yang memiliki pengalaman dan atau pengetahuan yang luas. Menurut
Ferguson, ada dua faktor kredibilitas yang sangat penting untuk seorang sumber:
dapat dipercaya (trustworthiness) dan keahlian (expertise). Faktor-faktor
lainnya adalah tenang/sabar (compusere), dinamisn, bisa bergaul (sociability),
terbuka (extroversion) dan memiliki kesamaan dengan audiens.
9.
Menunjukkan
motivasi dan niat.
Cara
komunikator menyampaikan pesan berpengaruh terhadap audiens dalam memberi
tanggapan terhadap pesan tersebut. Respon khlayak akan berbeda menanggapi pesan
yang ditunjukkan untuk kepentingan informasi (informative) dari pesan yang
diniatkan untuk meyakinkan (persuasive) mereka.
10. Pandai dalam cara penyampaian pesan.
Gaya
komunikator menyampaikan (delivery) pesan juga menjadi faktor penting dalam
proses penerimaan informasi.
Source Of Credibility
Dalam
proses komunikasi seorang komunikator akan sukses apabila ia berhasil
menunjukkan source credibility, artinya menjadi sumber kepercayaan bagi
komunikan. Kepercayaan komunikan kepada komunikator ditentukan oleh keahlian
komunikator dalam bidang tugas pekerjaannya dan dapat tidaknya ia dipercaya. Seorang
ahli hukum akan mendapat kepercayaan apabila ia berbicaramengenai masalah
hukum. Demikian pula seorang dokter akan memperoleh kepercayaan kalau ia
membahas masalah kesehatan. Kepercayaan kepada komunikator mencerminkan bahwa
pesan yang disampaikan kepada komunikan dianggap benar dan sesuai dengan
kenyataan empiris. Jadi seorang komunikator menjadi source of credibility disebabkan
adanya ethos pada dirinya yaitu apa yang dikatakan oleh Aristoteles, dan yang
hingga kini tetap dijadikan pedoman yaitu good sense, good moral character dan
good will, yang oleh para cendikiawan modern diterjemahkan menjadi
itikad baik (good intentions), dan dapat dipercaya (thrustworthiness)
dan kecakapan atau kemampuan (competence or expertness). Berdasarkan
hal itu komunikator yang ber-ethos menunjukkan bahwa dirinya mempunyai itikad
baik, dapat dipercaya dan mempunyai kecakapan dan keahlian (Effendy, 2007:306).
C. Tugas Komunikator
Dari satu
sisi komunikator adalah mereka yang menyampaikan gagasan dan informasi kapada
pihak lain. Tetapi di sisi lain sang komunikator wajib mendengar.
Dengan kemampuan untuk mendengar aspirasi komunikan atau pihak yang lain
ternyata komunikasi lebih bisa dimengerti. Membuat orang lain mengerti
memang penting, sebab gagasan kita bisa masuk dan bisa terlaksana. Berusaha
untuk berhenti bicara dan mendengarkan apa yang menjadi gagasan orang lain,
sebaliknya membuat komunikasi berjalan timbal balik disusul adanya saling
pengertian antara pihak-pihak yang terkait di dalam sebuah organisasi.
Ayat-ayat untuk menjadi komunikator yang efektif, dari sisi mendengar aspirasi
adalah:
1.
Berhentilah bicara
Sebab begitu
kita mulai membuka mulut, usaha kita ditujukan sepenuhnya untuk membuat orang
lain mengerti. Rangkaian argumen yang kita ungkapkan hanya untuk memperkuat
posisi. Belajar untuk berhenti bicara bukanlah persolan yang mudah terutama
bagi orang-orang yang merasa memiliki jabatan penting dan menganggap orang yang
dihadapinya lebih rendah posisinya.
2.
Biarkan orang lain bicara dengan leluasa
Sebab apa
yang dipikirkan dan juga dirasakan orang lain merupakan energi yang kuat untuk
bekerja atau berhenti bekerja. Biarkan orang lain memiliki kesempatan yang
cukup nyaman untuk mengutarakan segala gagasannya. Sering kali ide-ide brilian
justru muncul dari arah yang tidak pernah kita sangka-sangka sebelumnya. Syarat
untuk menjaring ide-ide cemerlang adalah kemampuan untuk menahan diri tidak
menyela pembicaran orang lain.
3.
Berikan apresiasi dan perhatian kepada pembicara
Sebab
sesederhana apapun yang disampaikan seorang pembicara, perlu diketahui adanya
gunung es yang masih tersembunyi dibalik keberanian si pembicara untuk membuka
mulut. Jangan ada keinginan untuk memotong pembicaraan orang lain dengan alasan
bahwa waktu rapat sangat terbatas atau dengan mengatakan sebaiknya gagasan
orang itu dituliskan saja.
4.
Janganlah menyela dan mengganggu pembicara
Sebab
pembicara ingin sekali mendapatkan perhatian, memalingkan wajah pun sangat
mengganggu perasaan dari pembicara. Sangat tidak dibenarkan bila kita
memberikan kesempatan orang lain untuk berbicara, sementara kita menulis atau
membaca koran, misalnya. Kalaupun pembicara dan pendengar itu terhalang oleh
hiasan bunga di meja, kita perlu segera memindahkannya. Biarkan si pembicara
tuntas menyuarakan pikirannya.
Berusaha
mencermati uraian yang disampaikan. Dengan memperhatikan segala hal yang
terkait kita harus bisa melihat pesan itu dari isi, bahasa dan konteks yang
muncul dalam pembicaraan. Pemahaman terhadap karakter pembicara pun sangat
berguna untuk mengambil intisari pembicaraannya.
Usahakan
untuk bersabar mendengar pembicaraan sehingga kita tidak perlu menyela dan
segera ingin menjawab sesuai dengan argumen yang kita yakini. Jika kesabaran
kita bisa dirasakan oleh pembicara, kita berada pada posisi yang aman.
Berusaha
untuk menahan segala macam emosi yang mungkin muncul sebagai reaksi spontan
atas pembicaraan yang disampaikan. Kebalikan dengan sikap sabar, kalau kita
mengumbar emosi dan naik pitam, segala pertimbangan kita menjadi negatif dan tidak
akan menyelesaikan masalah.
Seandainya
kita merasa perlu berargumen, sampaikan dengan cara yang santun dan bijaksana
sebab usaha memberikan kesempatan berbicara adalah sarana komunikasi yang
saling menguntungkan, tidak untuk memenangkan satu pihak terhadap pihak
lainnya.
Gunakan
strategi bertanya untuk menggali informasi lebih dalam sebab selalu ada hal-hal
yang tak terungkap atau belum sempat diutarakan oleh seseorang yang berbicara.
Bertanya menjadi sarana untuk memastikan keinginan pembicara yang sebenarnya.
Berhentilah bicara sebab betapapun pentingnya pikiran kita, kita belum akan
bisa memberikan kesempatan orang lain untuk berbicara bila kita tidak menahan
mulut untuk bersuara. Strategi mendengar yang efektif adalah dengan diam dan
menyimak pembicaraan. Ini juga bisa menjadi waktu bagi kita untuk berpikir
lebih jernih.
D. Kualitas Komunikator
Efektif
Menilai Orang
|
Tahu mana yang penting dan menghargai kontribusi
orang lain
|
Mendengarkan secara Aktif
|
Berusaha keras memahami keinginan dan masalah orang
lain
|
Bijaksana
|
Memberikan kritik secara halus. konstruktif dan
hormat
|
Memberikan pujian
|
Menghargai orang lain dan kontribusi mereka di depan
umum
|
Konsisten
|
Mengendalikan suasan riang; memperlakukan sama bagi
semuanya: tidak favorit
|
Mengakui kesalahan
|
Kemauan untuk mengakui kesalahan
|
Memiliki rasa humor
|
Mempertahankan posisi yang menyenangkan dan
pendekatan yang enak
|
Memberi contoh yang baik
|
Melakukan apa yang diharapkan orang lain
|
Menggunakan bahasa Jelas, Lugas, dan Tepat
|
Kata-kata yang lazim, konkret, pemberian petunjuk,
yang menyentuh perasaan penyimak. Hindari kata-kata bercita rasa buruk,
kata-kata langsung
|
Ketika
berkomunikasi, kita pasti memiliki persepsi tertentu pada pendengar begitu pula
sebaliknya. Kekeliruan yang sering terjadi dalam berkomunikasi adalah ketika
seseorang menyampaikan informasi dengan ukurannya sendiri. Ini harus
dihindarkan karena komunikasi senantiasa melibatkan orang lain. Ahli komunikasi
berpesan jika akan berhasil, maka rumusan kunci yang harus dipegang
adalah “Know your audience!”
KESIMPULAN
Komunikator
adalah seorang yang menyampaikan pesan kepada khalayak dengan mempertimbangkan
perannya sebagai komunikator demi menyukseskan proses komunikasi sehingga
komunikan dapat menerima pesan dengan jelas. Dan artinya seorang komunikator
telah sukses menyampaikan pesannya kepada komunikan. Jika memang pesan tersebut
membutuhkan perbuatan dari komunikan, komunikan tersebut akan melakukan atau
mengaplikasiakan pesan yang disampaikan oleh komunikator dalam kehidupan
komunikan.
Syarat – Syarat Komunikator
1.
Kepandaian
2.
Sikap komunikator
3.
Pengetahuan Komunikator
4.
Sistem social
5.
Keadaan lahiriah komunikator
6.
Memiliki kedekatan dengan khalayak.
7.
Kesamaan (similirity).
8.
Dikenal kredibilitasnya dan otoritasnya.
9.
Menunjukkan motivasi dan niat.
10.
Pandai dalam cara penyampaian pesan.
DAFTAR PUSTAKA
Mulyana,
Deddy. 2013.Ilmu Komunikas: Suatu
Pengantar. Bandung: Remaja Rosdakarya
Syadah.2011.MakalahKomunikator.Sumber:http://blog.umy.ac.id/aufklarung/2011/11/29/makalah-komunikator/
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
0 komentar:
Posting Komentar